Lapangkan hatinya Ya Rabb

Terlalu cepatkah, ibu merasa begitu?
ya Allah…ya Allah…

Ada apa dengan keluarga ini?
Mendengar ini sedih rasanya..
Membuat orangtua sedih karena tingkah kita, itu dosa
Namun, perjuangan ini untukMu ya Rabb..
Menjaga kesucian diri dan hati ini, aku ingin mematuhi perintahMu, menyegerakan beribadah kepadaMu…TT
Adakah ini dosa?

AllahuAkbar…
Memohon kepadaMu,
Lunakkan hatinya…
Lapangkan hatinya…
Ikhlaskan hatinya…TT

Aku mencintaimu bu…
Aku yakin engkau pun begitu…
Namun…TT
Semoga Allah dan RasulNya berada di atas segalanya…
Yang menjadi landasan kecintaan ini

Linangan air mata ku, disini..
Linangan air matamu, disana..
Adakah ia karena kecintaan kita kepada Allah melebihi kecintaanmu kepadaku, bu . . . ?

Sedih, sakit, sesak hati ini mendengar,
Engkau menangis karena aku..
AllahuAkbar..
Allah Maha Besar, Allah sayang kepada hambaNya yang cinta dan patuh kepadaNya…
Adakah aku salah di matamu bu?
Adakah aku bersalah, hingga air matamu mengalir deras, matamu tak terpejamkan, dan hatimu gelisah?

Aku bersalah kah bu?…
Innalillah…maafkan aku ibuku…maafkan aku…maafkan anakmu….TT
aku minta maaf..

Aku berusaha mematuhi Allah..
Lalu mematuhimu..

Tak sedikitpun terbesit untuk membenturkannya,
hingga membuatmu sedih..

Maafkan aku ibu…
Maafkan aku..
Maafkan anakmu..yg telah membuatmu tersedih..

Allah…lunakkan hatinya, lapangkan hatinya, ikhlaskan hatinya…
Hanya Engkau tempat bergantung..

Jika ini memang baik untukku, untuk agamaku, keluargaku,
maka mudahkanlah
dekatkanlah..

(masih tentang) fitnah foto

bismillaah…

menjaga diri dari fitnah itu peran perempuan-nya dulu.
kalau ada yg bilang lebai.
#kalem

makin canggih zaman mencari celah.
makin lihai-lah membentengi diri.

paham kok, kewajiban, anjuran, pilihan, peringatan, dan larangan tegas itu ada batasan2nya, dan cara menyampaikannya pun beda2.

hanya berharap semoga ia tepat sasaran dan tepat caranya.
dan berharap tidak mjd oknum yg jor klowor dgn kesalahan yg ada, yg membuat diri di sana menyesal setelah akibat baru muncul menimpa.

fyuh…tentang foto yang dipajang di medsos.

banyak pro kontra yg berngiang di telinga.

mari selidik bagaimana ber-wara’ dengan hal ini.

***

Jangan dipajang yaa ukhti ^^

Jangan dipajang yaa ukhti ^^

“Hendaklah mereka MENAHAN PANDANGANNYA, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An-nuur: 30)

Ukhti saudariku.. kaum adam diperintah Allah untuk menahan pandangan mereka.

Sudah cukup perkara. Kalau di dunia nyata itu urusan jelas clear, memandang bukan mahrom itu dosa kecil, jika sengaja.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau pernah bersabda kepada Ali radhiyallahu’anhu. Artinya :
“Wahai Ali, janganlah engkau susul pandangan dengan pandangan lagi, karena yang pertama menjadi bagianmu dan yang kedua bukan lagi menjadi bagianmu (dosa atasmu)”. [Hadits Riwayat Ahmad, At-Tirmidzi dan Abu Daud].

Sekarang kalau di dunia maya? Ohhhhhhh lalu kita dengan ikhlas nambah tabungan dosa tuk diri sendiri, ketika ada non-mahrom melihat kita (baca :foto kita)?  Bukankah mengamati gambar (apalagi sampai komentar) non-mahrom, bisa menimbulkan fitnah yg besar? Sadar atau tidak. Dipungkiri atau tidak. Langsung atau tidak langsung.

*Cek cek, bacanya pelan2 ya, pelan2..

Mau mundur sejenak, supaya yang mencak-mencak di belakang cb sy ajak lagi.

Bukan tentang haram-nya memajang foto, bukan, sekali lagi bukan (dimana, masih terjadi perselisihan antara ulama, dan kita masing-masing memiliki pendirian terhadap hal ini). Namun FITNAH yang ditimbulkan.  Silakan kembali ke atas setelah *** (3 bintang), bagaimana fitnah itu terjadi.

Terakhir, ada pemaparan fatwa tentang hal ini oleh Syaikh Utsaimin -rahimahullah- .

Syaikh yang mulia Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin -rahimahullah- ditanya tentang sikap kebanyakan orang yang menyepelekan melihat gambar wanita ajnabiyyah (bukan mahrom) dengan alasan bahwa itu hanya gambar, tidak hakiki.

Syaikh rahimahullah menjawab, “ini sikap yang menyepelekan sekali, karena jika seseorang melihat wanita, baik melalui video, media cetak, atau selainnya, niscaya hal itu menyebabkan fitnah (kerusakan) di dalam hati seorang lelaki yang menggiringnya untuk melihat wanita tersebut secara langsung. Ini Fakta.

Kami telah mendengar bahwa ada sebagian pemuda yang terfitnah oleh gambar-gambar wanita yang cantik-cantik untuk dinikmatinya, dan ini menunjukkan besarnya fitnah melihat gambar tersebut. Maka tidak boleh seseorang melihat gambar tersebut, baik melalui majalah atau halaman buku, atau selainnya.”

Wallahua’lam

Tinggalkan ia, tinggalkan saja

kalau ada kabar tak pasti yg berhubungan dengan keyakinan berIslam kita (ngga dr Quran atau Hadits), terlebih hanyalah novel atau cerpen..
ya hati2 aja, cerita2 itu bisa masuk ke alam bawah sadar, terngiang2 shg merenggut keyakinan kita dari ilmu pasti(Quran dan Hadits)..

Terlebih jika udah merenggut ranah aqidah, surga neraka, atau yg lainnya.

Serem..ya serem.. *merinding

kalau kita denger sesuatu yg ganjil, tentang diin ini, tp ngga ada landasan ilmunya..(Qur’an atau Hadits)
Tinggalkan, itu lebih baik.
Yuk, cukupkan diri dengan belajar Al Qur’an dan Hadits.

 

***

 

sudahlah, saya ga tahan, mau sebut merek. karena fatwa MUI pun udah keluar gitu, jadi …

di buku ini :

Novel karya Kang Dicky, pendiri LSBD HI (Lembaga Seni Bela Diri Hikmatul Iman)

Novel karya Kang Dicky, pendiri LSBD HI (Lembaga Seni Bela Diri Hikmatul Iman)

agak ngeri isinya..hingga fatwa MUI pun turun, tentang kesesatan pemikiran  di HI.

yup, ini novel..INI MEMANG NOVEL…bukan kitab suci bukan..

tapi, kalau novel ini udah menguasai pikiran kita, gimana tuh? bagaimana bisa BERTAHAN menghadapi UJIAN AQIDAH ini jika pondasi rapuh, atau bahkan ngga ada pondasinya?

 

 

qadarullah, dulu pas TPB(Tahap Persiapan Bersama), tingkat satu di kampusku. aku daftar euy, yup daftar unit Hikmatul Iman ini.

dan ternyata rencana-Mu begitu indah. jam latihannya bentrok kuliah terus, jadilah aku terhindar dari sana.

berikut data lengkap fatwa MUI tentang kesesatan HI :

http://metafisis.net/2013/05/29/surat-rekomendasi-majelis-ulama-indonesia-kab-cianjur-tentang-paham-menyimpang-hikmatul-iman/

 

***

 

Ihdinash shiratalmustaqiim…tunjukkanlah aku jalan yang lurus…

Engkau melihat ikhtiar ini, kegelisahan hati ini. Tetapkan aku dalam hidayah-Mu, matikan aku dalam keadaan Islam Ya Rabb..

Allahumma aamiin….

Tak Bisa Lepas?

Bismillaah…

Ya Allah, dosa yg kembali terulang, dosa yg kembali terjadi dan aku bingung menghindarinya..

Tampak tak apa bagi mata kebanyakan,
Namun sekali dosa tak bisa dielakkan..TT

Safar tanpa mahrom.

Ya Rabb sungguh aku mohon, tunjukkan jalan..
Mudahkan, lunakkan hati hati yang masih belum bisa menerima apa yg kuinginkan..
Agar aku, dan mereka yg terlibat, bisa terlepas dari dosa ini.

Lelah berdosa.
Namun tak mampu lepas darinya.
Semoga taubat bukanlah dalih pembersih,
Tetapi agar solusi menjadi ada (dari-Mu), nyata, dan dekat.

Allahumma aamiin.

Berat Kini Ringan Nanti,

Bismillaah..

Ada hadis yang baru saya baca di Shahih Taghib wa Tarhib jilid 5..
Sebuah hadis yang indah banget…
Seakan Allah ingin menyatukan hati setiap hamba-Nya dengan(salah satu) hadis ini.

Ini tentang saudara seiman, yang (seharusnya) saling mencintai karena Allah..saling membantu karena cinta kepada Allah..

* * *

Na, gimana ya temenku minta dibantuin ngelamar kerja.
Trus? Bukannya udah ya waktu itu? Yang dulu itu tho? Yang kamu ke rumahnya waktu itu.
Iya, tapi…
Belum nemu tempat lamarannya?
Bukan..
Kenapa klo gt?
Anaknya bandel banget, luar biasa..
Hoho…yg kemarin diceritain tho
Gimana ya na..?
(terlintas hadis yang indah banget ini)

***

“Barangsiapa yang MENGHILANGKAN dari seorang Muslim satu KESUSAHAN dari kesusahan-kesusahan DUNIA, niscaya ALLAH MENGHILANGKAN darinya satu KESUSAHAN dari kesusahan-kesusahan HARI KIAMAT,
Dan barangsiapa memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan di dunia, niscaya Allah memberikan KEMUDAHAN kepadanya di DUNIA dan AKHIRAT,
Dan barangsiapa yang MENUTUPI (aib) seorang MUSLIM di dunia, niscaya Allah menutupi(aibnya) di AKHIRAT.
Dan Allah selelu memberi pertolongan kepada hamba selagi sang hamba itu selalu memberi pertolongan kepada saudaranya.”

Ini hadis hasan riwayat Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi. Hadis hasan boleh diambil jadi bagian dari agama? Boleh banget.

* * *

Udah gpp, lanjut terus pantang mundur teh…
Bantuin sebisanya teteh, pahalanya in syaa Allah luar biasa gedhenya.

Ya Rabb, mudahkan, mudahkan (diri ini dan saudariku)..
Ampuni aku yang sering lalai kpd saudara2 seimanku, tegur aku..kuatkan..mudahkan Ya Rabb..

Sehari 1

Kepala agak pusing, mau flu.
Ia pun menyentuh smartphone-nya, lalu mencari inspirasi.

Seketika hatinya bungah namun ingin menangis.

***

Segala(atau sebagian) yg ia baca, dengan pancaindera dan hati setiap harinya, berlalu begitu cepat..
adakah makna dan hikmah terraih?

Semua berlalu begitu cepat…
Akankah ini hanya menjadi masa lalu yg tak terrekam? Menjadi dosa yg tak tertaubati?

AllahuAkbar…
Jika seorang ulama bisa merekam ilmunya dalam sembilan buku tulis(sidu 38 lembar kira2) setiap harinya, beliau bisaa…!!!

Sehari satu TT
Ia pun berazzam sehari satu, sehari satu..
Semoga saat ia terlupa, ia membaca kembali tulisan ini.
Sehari satu.

Tak hanya cuplikan kata penuh misteri (di status bukumuka) atau kenangan(bisa jadi dosa) yg kan terlupa(padahal bisa ditaubati ketika teringat)…
Namun tulisan yg menggali makna, merekam jejak hidup.

Cari niat, adakah ia lillahi ta’ala?
Lalu mulai.
Sehari satu.
Sehari satu.

***

Hatinya trenyuh dengan inspirasi itu.
Dan membulat seketika, “sehari satu”.

Hatinya terasa membaik, otot2 tubuh pun meregang lebih rileks, pandangan mata lebih jernih dan wajah terasa lebih ‘ringan’ dengan hiasan senyum optimis itu.

Ia pun kembali menyaksikan dosennya berdongeng di kelas.

Kamis 29 Syawal 1434 H (050913) @GdTVST